Nabi Nuh bin Malik bin Mutawashlih bin Idris dari
keturunan Nabi Syits bin Adam. Dianggarkan Baginda hidup pada tahun 3993-3043
SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM untuk Bani Rasib. Nabi Nuh
telah dikesan tinggal di wilayah selatan Iraq. Nama Baginda disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-quran dan mempunyai
4 anak laki-laki. Para ahli sejarah banyak menyebutkan bahawa Baginda wafat di
Makkah.
NABI NUH AS
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan
Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin
Metusyalih bin Idris.
Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa
"fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia
secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang
meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan,
melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses
tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka
sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan
mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan
manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang
dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan
ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut
kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala
mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts
" dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan
" Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh
tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan
berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan
ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran
dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam
semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan
bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di
bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan
hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang
kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus
disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka
sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada
gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu
syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah
agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang
patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana
dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya
dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk
hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang
kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan
menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat
mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat
tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan
kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara
berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari
kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut
sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari
orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang
kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan
pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai
Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya
dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha
dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha
dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau
hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa.
Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya,
nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan
kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau
hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh
petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti
sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak
mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli
tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan
ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau
sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu
dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai
pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan
pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya,
tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai
kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan
hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu
semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau
adalh pendusta belaka."
Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan
kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti
ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu
orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap
membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan
pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan
karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia
yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya
kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan
yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka
terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas
diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk
menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi
hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di
atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa
danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan
pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha
Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai
Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat
kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu
yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu.
Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka
duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung
dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt
menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam,
penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan
dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan
berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada
pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan
ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan
dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi
pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang
setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada
orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang
telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di
kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku
dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan
bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka
terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan
mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk
kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan
fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak
berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi
mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah
untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan
berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan
itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan
kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau
mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami.
datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan
kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam
kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan
dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan
ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka
meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada
Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke
jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang
diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan
lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha
menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar
kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara
sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak
berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya
beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya
yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya
dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan
kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia
mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui
kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya
ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak
akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan
bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya
mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih
dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka
perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan
Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar
menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya
Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan
tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika
Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan
selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir
spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya
diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena
mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah
kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka
mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan
mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan
rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang
diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya,
agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan
kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan
atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan
mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi
tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut
pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan
kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu
untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu
ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan
sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya
nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah
masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa
kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa
atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan
alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari
Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan
terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu
dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas
bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi
air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar
melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang
tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari
air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan
para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas
perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa
mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air,
menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut.
Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang
air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah
sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal
memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang
bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh
putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan
oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang
menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta
dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam
keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati
kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku!
Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau
dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut
yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang
tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang
sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya
yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan
pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku
akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang
tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya
yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini.
Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah
ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan
keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah
Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata
ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan
pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian
puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau
berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku
itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya
janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha
Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia
puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari
ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang
yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang
telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau
masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan
perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang
mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya
dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah
Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau
sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan
janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang
bodoh."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah
bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji
dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia
sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya
dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang
menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada
Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat
sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun
dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari
godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku
menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak
memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi
orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan
habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum
Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas
bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi
Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu
dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat
yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari
28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah
"Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan
kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas
mereka.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahwasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena
ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih
erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau
kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah
s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut
kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh
ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah
dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah
bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang
bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai
saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga
peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara
yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar