Nabi Idris bin Yarid bin Mahlail dari keturunan Nabi
Syits bin Adam. Dianggarkan Baginda
hidup sekitar tahun 4533-4188 SM. Baginda diutus untuk Bani Qabil yang
tinggal di Babil di Iraq dan Memphis. Nama Baginda disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran.
NABI IDRIS AS
Tidak banyak keterangan yang didapat tentang kisah Nabi
Idris di dalam Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah
nabi-nabi. Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris yaitu
dalam surah Maryam ayat 56 dan 57:
"Dan ceritakanlah ( hai Muhammad kepada mereka ,
kisah ) Idris yang terdapat di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang
yang sangat membenarkan dan seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi." { Maryam : 56 - 57 }
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera
dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah
keturunan pertama yang dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di
mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah
Allah serta membeeri beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar
menyelamat diri darii seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di
dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah
:
1 . Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa
kemenangan.
2 . Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan
mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa
maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4 . Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan
janganlah menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui
mereka dalam dosa.
5 . Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada
pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur
dan puji kepada Allah.
6 . Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik
nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu
pun akan memuaskannya.
8 . Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya
seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya
itu.
Dalam hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris
diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa
Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat
Wallahu a'alam bissawab.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar