Nabi Luth bin Haran bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam
bin Nuh. Dianggarkan Baginda hidup pada
tahun 1950-1870 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Baginda ditugaskan berdakwah kepada Kaum Luth yang
tinggal di negeri Sadum, Syam, Palestin. Nama Baginda disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran. Baginda
mempunyai 2 anak perempuan dan Baginda
meninggal di Desa Shafrah di Syam, Palestin.
Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya
yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia
beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua
perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang
perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak
sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak
dapat ditampung dalam tempat yang disediakan . Akhirnya perkongsian
Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka
di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim
di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat
moralnya,rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan
yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup
mrk. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana
yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan
perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas
hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan
lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu
bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu
kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat
dari diganggu oelh mrk. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka
dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka
nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang
bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka
dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si
pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak
wanitanya pula.
Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan
moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai
pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan
dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak
mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah
meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan
kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kepada
mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mrk tidak meredhai
amal perbuatan mrk yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran
setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan
diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan
di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth berseru kepada mrk agar meninggalkan adat
kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu
bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang
terkandung didalam penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan
wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati
hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan,
perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan
terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahwa
perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan
kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka
tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai
dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan
dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan
mengajak agak mrk beriman dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal
soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan
moral dan kerusakan akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka
dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai
tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan
dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati
dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang
pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth
sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran
syaitan dan iblis.
Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah
dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia
menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama
semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi
masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral
mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan
fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth
untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada
tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas bumi
sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mrk juga untuk menjadi
ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah
agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia
sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.
Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi
Luth.
Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan
dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat
menyamar sebagai manusia biasa. Mrk adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi
Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu
kepada mrk bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada
kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim
telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka
kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat dari
segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim
mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan
keatas kaum Saum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin
bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.
Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai
lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam
perjalanan mrk hendak memasuki kota, mrk berselisih dengan seorang gadis yang
cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki
remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai
tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih
dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si
gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.
Si ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran
puterinya menjadi binggung jawapan apa yang harus ia berikan kepada para
pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima
tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan
kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh
remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang
demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap
keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi
kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya
diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya
apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah
yang akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang
sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada
saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di
rumah masing-masing.
Nabi Luth berusah dab berpesan kepada isterinya dan kedua
puterinya agar merahsiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan
diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan
sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu
dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri
daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat
menarik bagi para penggemar homoseks.
Terjadilah apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu
tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth,
berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan
nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mrk dan berseru agar mrk kembali
ke rumah masing-masing dan jgn menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh
yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mrk diberi nasihat agar meninggalkan
adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat
alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan
perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk
yang termulia di atas bumi. nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada
isteri-isteri mrk dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak
senonoh, sebelum mrk dilanda azab dan seksaan Allah.
Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan
dipedulikan ,mrk bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan
kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah
tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang
akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus
terang kepada para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan
orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan
fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga
atau sanak saudara yang disegani mrk yang dapat aku mintai pertolongannya, maka
aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan
gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri.
Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para
tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka
adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya
dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan
seksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya
dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu
rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang -orang yang
haus homoseks itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu
menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat
melihat sesuatu. mrk mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.
Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam
keadaan kacau bilau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak
menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak para
berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersam
keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan.
Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar
kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam,
bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan
cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan
petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi
musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia
berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat
langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin
mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran
ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi
Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar
menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum,
tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului
suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu
sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua
pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi
pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat
dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah
"Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat
77 sehingga ayat 83 , surah "Al-Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah
"At-Tahrim" ayat 10..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar