Nabi Hud bin Abdullah bin Rabah bin Al-Khulud dari
keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan Baginda
hidup pada tahun 2450-2320 SM. Kaum yang Baginda dakwahi disebut dengan
Kaum ‘Ad yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman. Nama Baginda disebutkan sebanyak 7
kali dalam Al-Quran. Dan diriwayatkan Baginda
wafat di Timur Hadhramaut, Negeri Yaman.
NABI HUUD AS
"Aad" adalah nama bapa suatu suku yang hidup di
jazirah Arab di suatu tempat bernama "Al-Ahqaf" terletak di utara
Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi
Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar
dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber
airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk
tanam untuk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan
kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup
menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka
berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di
sekelilingnya.
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad
ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta
alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama " Shamud"
dan " Alhattar" dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang
menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan
serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama
Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup
mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya
berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan
mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah.
Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya
sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit
atau kekeringan.
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu
pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di
mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan
dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang
menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam
masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang
kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak,
iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu
merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat
kepada sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah
hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi
Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka.
Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke
bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam
kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa
oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk
menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan
masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa
manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman
tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan
oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan
Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang
drp suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal
sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sgt
bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian
kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling
mereka dan bahawa Allahlah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka
dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta
tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah
makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud
menyembah batu-batu yang sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.
Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh
Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada
Allah yang menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki
atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa
atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya
menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap
menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan
ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh
yang mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan
mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan
kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja
itu.
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan
barang yang tidak pernah mrk dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa
ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup
mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan
warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa
seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup
mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru
yang mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal
fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu
dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta
ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya dengan kepala dingin dan penuh
kesabaran.
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:"Wahai Hud!
Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin
agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa
ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dpt kami jangkau dengan pancaindera kami
dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami
lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak
sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang
seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan
dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka
dan tentu tidak akan direstuinya."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku
serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya
dengan pancainderamu namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri
kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu
beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan
gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya
dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt menikmati
kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan
menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak
beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan
pancainderamu, Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah
lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah
yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya
dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir
dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu
barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan
kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan
agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan
kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."
Wahai Hud! jawab kaumnya,"Gerangan apakah yang
menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain drp yang sudah menjadi
pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama
nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat
tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan
berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh
oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak
kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan
lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa
engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas
seseorang drp kami , engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia
biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami,
mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami
seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena
kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau eje hina dan cemuhkan."
Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorang
pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan
ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dpt
mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu
kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah
berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah
terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda
yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar
pesuruh Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada
hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah
jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu
karena Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam
kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun
mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah
kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada
Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit
dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan
tumbuh0tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah
ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah
rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia
sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat.
Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan
dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi
ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan
yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya
menyampaikannya risalah Allah kepada kamu dan dengan ini telah memperingati
kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari
kebenaran dakwahku."
Kaum Aad menjawab: " Kami bertambah yakin dan tidak
ragu lagi bahawa engkau telah mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga
menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah
mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu,
akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan
dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala
amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami
setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang
engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini
kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan
menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang
engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu
datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul
benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."
Baiklah! jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan
kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan
meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat
tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari
bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya
dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung
bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah
digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya."
Pembalasan Allah Atas Kaum Aad
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap
membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan
yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mrk, sehingga menimbulkan kecemasan
dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang
dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih
berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan
dari Allah yang dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada
mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali beriman kepada
Allah dengan meninggalkan persembahan mrk yang bathil kemudian bertaubat dan
memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan
terhindar mrk dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap
belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong
belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon
perlindungan ari musibah yang mereka hadapi.
Tentangan mrk terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada
Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan dtgnya pembalasan tahap kedua yang
dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas
mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa
hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun
mereka yang sedang mengalami kekeringan.
Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu
berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega
hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu
sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk
membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan
oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi
angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan
yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa
berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh
binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana
sini hilir mudik mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya
berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata
dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh
malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan
riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan
ibrah bagi umat-umat yang akan datang.
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah
mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau
dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya
angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta
teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.
Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah "
Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud
meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan
sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang
makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km
dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari
sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun.
Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di
antaranya surah Hud, ayat 50 hingga 60 , surah " Al-Mukminun " ayat
31 sehingga ayat 41 , surah " Al-Ahqaaf " ayat 21 sehingga ayat 26
dan surah " Al-Haaqqah " ayat 6 ,7 dan 8.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang
patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama. Beliau
menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran,
ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata
kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang
menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan
akal atau kesabaran.
Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya
mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah
lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:"Aku tidak gila
dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau
mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah
kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu
menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan
selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat."
Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha
mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional,
menggunakan akal dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang
dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan
mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa
yang Dia kehendakinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar